Senyum Lebih Indah

Posted by: Dian Nafisah in ,
Dulu waktu kita masih kecil, hal yang paling sering kita lakukan adalah menangis. Bahkan, ketika pertama kali kita dilahirkan sebagai anak manusia pun, tangisan adalah hal pertama yang bisa kita lakukan, selain bikin repot Bunda dan seisi dunia. Sedikit-sedikit nangis. Perut lapar, nangis. Pengin minum, nangis. Ngantuk, nangis. Padahal kan tinggal merem aja. BT, nangis. Pipis, nangis. Duuuh, capeee deeeh.

Ternyata tanpa kita sadari, kita sudah sangat akrab dengan yang namanya tangisan dan air mata. Setelah kita beranjak dewasa, baik secara fisik maupun kejiwaan, kegiatan menangis sudah dapat kita kendalikan. Kalau perut kita lapar, kita tak lagi menangis. Ketika kebelet ingin buang air, juga tidak lagi menangis. Waktu bangun tidur, tak ada lagi tangisan. Kegiatan ini sudah dapat kita kontrol dengan baik. Hanya pada kondisi-kondisi tertentu saja kita menangis, terutama pada situasi kondisi kejiwaan yang mempengaruhi emosi.

Menangis adalah reaksi alami, yang terjadi akibat berbagai rangsangan internal maupun eksternal. Bila kita kaji lebih jauh, ternyata memang banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan tangisan. Nah dari faktor-faktor yang menyebabkan tangisan itu, maka muncullah berbagai macam istilah tangisan yang didasarkan pada penyebabnya. Ada beberapa jenis tangisan yang bisa kita kenali, di antaranya adalah:

2. Airmata cinta (‘isyq)
3. Airmata perpisahan (firaq)
4. Airmata penantian (intizhar)
5. Air mata kesedihan (huzn)

Dan masih banyak lagi nama yang diberikan pada airmata yang ditimbulkan oleh banyak faktor pula. Ada satu ayat dalam Al-Quran, yang mengindikasikan tentang tangisan. Diantaranya adalah “dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasulullah, kamu lihat mata mereka mengucurkan airmata disebabkan kebenaran yang telah mereka ketahui; seraya berkata; “ya Tuhan kami, kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al-Quran dan kenabian Muhammad saw.)” (QS. Al-Maidah:83).


Jadi, selama ini, kalau kita sering nangis karena hal-hal yang justru ga perlu ditangisi, buat apa? Nonton telenovela bikin nangis. Ga penting banget kan? Nonton sinetron di TV juga nangis? Capee deeeh. Yang ada kita malah dehidrasi, kekurangan cairan tubuh. Hehehe. Nah setelah kita tahu jenis dan nama-nama air mata, yang disebabkan oleh banyak faktor tadi, sudah selayaknya kita bisa menggunakan fasilitas yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita dengan sebagaimana mestinya. Masih banyak hal yang justru memang mengharuskan kita menangis, malah kita sikapi dengan cuek beibeh.

Contoh kecil, ketika kita berhadapan dengan kondisi sosial yang mengharukan, seperti kehidupan anak-anak jalanan yang sering kita lihat disekitar kita, pengemis yang menggelandang, pengamen jalanan yang berusia seperti adik kita di rumah, ibu-ibu renta yang berjuang di antara tumpukan sampah. Sepertinya hal tersebut justru luput dari perhatian kita. Nah sudah saatnya kita menangis untuk sesuatu yang beralsan. Menangis untuk sesuatu yang memang perlu kita tangisi. Menangis untuk sesuatu yang bermanfaat. Menangis sebagai manifestasi dari rasa syukur kita pada-Nya, atas nikmat yang kita rasakan dan belum bisa dirasakan oleh orang-orang yang kurang beruntung tadi.

Semoga, setiap tetes airmata yang mengalir dari mata kita, mejadi saksi atas kebesaran-Nya, bukan lagi hanya kegiatan alami yang menjadi sia-sia. Menangislah jika memang ada alasan dan tersenyumlah saat kita mendapat kebahagiaan. Karena tangisan bukan selalu berarti bahwa kita cengeng.

Jakarta, 26 July 2007
Sumber: Buku (menangislah Jika Memang Ada Alasan-Muhammad Ibrahim Siraj)

http://www.edumuslim.org
This entry was posted on Rabu, April 04, 2012 and is filed under , . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar

Posting Komentar