Serpihan warna yang tlah tersumbang menjadi saksi kepedihan
Ia elok tanpa serpihan rasa bahagia
Ia tegaskan pada dirinya sendiri agar mampu berdiri tanpa berpegang dalam bayang-bayang
Kasih tulus yang dinanti menjadi akar-akar rasa kedengkian yg tak berbuah apa-apa
Ia nantikan pembalasan dalam sebuah penantiannya
Penantian yang begitu sangat menakutkan
Belukar dalam jiwa dan hati yang menemani
Rasa seperti apa lagi yang kita harapkan
Sedangkan rasa syukurpun kita tak pernah ucap
Hanya keluhan-keluhan yang menambah luka dalam dada
Pasrah dan sabar yang harus ia jalani kini ...dan sampai nanti
Sampai ia temukan jawaban dalam belukar penantiannya yg tak pasti
Ia elok tanpa serpihan rasa bahagia
Ia tegaskan pada dirinya sendiri agar mampu berdiri tanpa berpegang dalam bayang-bayang
Kasih tulus yang dinanti menjadi akar-akar rasa kedengkian yg tak berbuah apa-apa
Ia nantikan pembalasan dalam sebuah penantiannya
Penantian yang begitu sangat menakutkan
Belukar dalam jiwa dan hati yang menemani
Rasa seperti apa lagi yang kita harapkan
Sedangkan rasa syukurpun kita tak pernah ucap
Hanya keluhan-keluhan yang menambah luka dalam dada
Pasrah dan sabar yang harus ia jalani kini ...dan sampai nanti
Sampai ia temukan jawaban dalam belukar penantiannya yg tak pasti
This entry was posted
on Selasa, April 03, 2012
and is filed under
puisi,
Tukar Link
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.